Hampir empat tahun tinggal di Yogyakarta, istilah-istilah seperti nrima ing pan(k)dum, manunggaling kawula gusti, dan relasi Merapi dan Mbah Marijan sering aku dengar di sekitaran masyarakat Kota Gudeg ini. Istilah-istilah ini kembali mondar mandir di kepalaku seusai menonton film animasi Serangan Oemoem ( (Bro Dragon, The City is Under Attack!) . Aku berkesempatan menonton film ini karena mengikuti program residensi Minikino dan Toko Seniman Denpasar dari tanggal 27 Juni – 2 Juli 2023. Menonton film sambil
Jujur, setelah menonton film ini aku terhibur sekaligus ditarik memori akan jejak-jejak rasa saat pertama kali minum kopi joss di pinggir rel kereta, abstrak tapi nyata. Cerita dalam film diawali dengan tiga orang sahabat bernama Gani, Sulis, dan Boba yang sedang bermain engklek di suatu halaman luas yang adalah objek nyata, sedangkan ketiga tokoh di atas adalah sosok sentral dalam wujud animasi, nah keseruan ditambah dengan hadirnya sosok naga chill nan relax yang akan menjadi penyelamat kota Yogyakarta. A
Still film “Serangan Oemoem”